Penulis : Viand Wahyudi (Anggota GPAN Kepanjen)
Ada sebuah cerita, dimana cerita ini mengisahkan seorang pemilik kebun binatang. Pemilik kebun binatang tersebut memiliki banyak hewan-hewan langka dan ganas mulai dari burung, ikan dan binatang buas lainnya seperti Singa, Harimau, dan Buaya. Dengan adanya kebun binatang tersebut yang masih baru, sang pemilik mematok harga tiket masuk senilai Rp. 100.000/orang. Namun dengan harga tersebut masih terbilang mahal sehingga tidak ada pengunjung yang datang. Menyikapi hal tersebut, sang pemilik kebun binatang terpaksa harus menurunkan harga tiket senilai Rp. 75.000/orang. Tetapi tarif yang sedemikian masih belum ada satupun pengunjung yang datang hingga beberapa bulan ke depan. Sang pemilik kebun binatang merasa sedikit kecewa. Dan pada akhirnya, diturunkan lagi harga tiket masuknya senilai Rp. 50.000/orang, ternyata hasilnya pun sama belum ada pengunjung yang datang untuk berkunjung. Harga tiket pun terus diturunkan lagi sampai dengan harga 10.000/orang dan masih belum ada pengunjung yang masuk ke kebun binatang tersebut.
Karena sang pemilik kebun binatang sudah merasa pasrah akan keadaan tersebut, pada akhirnya dia memberikan tarif senilai nol rupiah alias gratis, tetapi resiko ditanggung pengunjung masing-masing. Dengan gratisnya tarif untuk masuk ke kebun binatang tersebut, maka banyak orang berbondong-bondong mulai dari anak-anak hingga orang dewasa untuk berkunjung memasuki kebun binatang yang gratis tersebut.
Tetapi setelah semua pengunjung sudah berada di dalam kebun binatang, pengunjung bukanlah bisa menikmati suasana di dalam sana, melainkan pengunjung dibuat panik akan suatu keadaan. Kekacauan pun terjadi, disebabkan oleh semua kandang-kandang binatang buas terbuka dan tidak dikunci oleh pemilik kebun binatang sehingga semua binatang buas mulai dari Singa, Harimau, Macan tutul dan binatang buas lainnya berkeliaran. Atas kejadian tersebut, para pengunjung sangat kebingungan dan berusaha untuk menyelamatkan diri masing-masing dengan berusaha mencari pintu keluar. Akhirnya pintu keluar telah ditemukan. Tetapi pintu keluar tersebut terkunci dan dijaga oleh petugas, dan lucunya lagi, di pintu keluar tersebut ada tulisan “Keluar, Tarif Rp. 500.000/orang. Lalu dengan diberikannya tarif yang mahal seperti itu, para pengunjung sibuk mengeluarkan uangnya dan membayarnya demi bisa menyelamatkan diri.
Coba sekarang kita lebih fokus terhadap pengunjungnya dan Jangan fokus terhadap pemilik kebun binatangnya. Cerita tersebut memberikan pelajaran kepada kita bahwa sesuatu yang mungkin terbilang mahal dalam pikiran kita, sangat wajar sekali bila kita mengabaikannya. Bahkan sampai sesuatu itu nilainya sudah menurun sampai murahpun, terkadang kita masih mengabaikannya. Hal tersebut sama halnya dengan kesehatan yang kita miliki. Disaat kita sehat, terkadang kita masih kurang memperhatikan tubuh kita, tanpa pernah berpikir apakah besok atau lusa kita akan tetap selalu sehat. Sehebat apapun seseorang di dunia ini, tak akan ada yang bisa menebak jika di hari kemudian dirinya akan tetap sehat.
Sehat memang mahal, tetapi sakit jauh lebih mahal. Memang untuk menjaga kondisi tubuh agar selalu tetap fit dibutuhkan usaha yang harus dilakukan secara konsisten, seperti olahraga, makan makanan yang sehat & kaya akan vitamin. Tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah olahraga. Kita semua telah menyadari bahwa olahraga merupakan suatu cara yang sangat murah dan mudah untuk dilakukan setiap hari. Kita juga menyadari bahwa olahraga dapat membuat tubuh menjadi lebih segar. Tetapi kita cenderung sering mengabaikannya, entah kita tidak tahu akan manfaatnya atau memang tidak ingin tahu. Jika mungkin harus beralasan, tentu kita lebih banyak mengatakan bahwa tidak ada waktu. padahal alasan sebenarnya adalah karena kita malas.
Dalam satu hari ada dua puluh empat jam. Delapan jam kita menggunakannya untuk bekerja, tujuh jam untuk tidur, lima jam kita menggunakannya untuk makan, mandi, istirahat dan mengerjakan tugas mungkin. Berarti kita masih punya sisa waktu empat jam dalam sehari. Jika dijumlahkan dalam satu minggu maka kita punya sisa waktu dua puluh delapan jam. Sungguh sangat sayang sekali jika kita tidak menggunakannya untuk berolahraga walau hanya satu minggu sekali. Padahal jika seandainya kita sakit demam saja, setidaknya membutuhkan waktu empat hari untuk beristirahat, iya kalau misal kita sakit disaat tidak ada tugas atau kesibukan lainnya, dan yang pasti penyesalan akan lebih kita rasakan bila kita sakit disaat waktu liburan atau waktu bersenang-senang lainnya. Rasa sakit itu bisa dicegah kapan saja. Kuncinya adalah dengan berolahraga yang teratur serta menjaga pola makanan yang sehat. Suatu kesehatan akan terasa sangat berharga bila kita sudah jatuh sakit. Mungkin jika hanya sekedar sakit demam saja, kita masih bisa sabar. Tetapi bayangkan jika sudah mengalami penyakit yang cukup berat seperti kanker, stroke, paru-paru serta penyakit berat lainnya, berapapun besar biayanya pasti akan dibayar sekalipun harus menjual rumah. Jika kita kembalikan lagi terhadap cerita tersebut di atas, manakah yang akan kita pilih? Masuk ke kebun binatang dengan tarif seratus ribu tetapi aman, atau memilih yang gratisan tapi tidak aman bahkan sampai harus mengeluarkan biaya lima ratus ribu dengan terpaksa. Ingat, sehat memang mahal tetapi sakit jauh lebih mahal.