Oleh: Abdul Rahim
Hampir setahun perjalanan Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) sebagai wadah untuk
membina minat baca generasi muda melalui beberapa program-program yang dicanangkan,
Namun sejauh ini pula ruang gerak GPAN seperti stagnan tanpa massifnya dukungan-dukungan
dari berbagai pihak yang sangat diharapkan. Gerakan perpustakaan anak nusantara yang sedari
awal ingin fokus untuk distribusi buku dengan membidik beberapa panti asuhan sebagai binaan,
namun karena terkendalanya donatur buku, maka tindakan nyata untuk gerakan ini, setiap
minggunya kunjungan ke panti asuhan binaan (salah satunya Panti Asuhan Azzuhriyah,
Yogyakarta) dengan program bimbingan belajar dan game-game edukatif agar generasi muda di
panti tersebut juga semakin terlecut geliat belajarnya.
Seperti halnya gerakan-gerakan sosial lainnya yang pastinya juga merangkak di awal untuk
berkembang, begitu juga GPAN saat ini, merangkak secara pelan, namun pasti arahnya, yaitu
membumikan budaya membaca untuk generasi muda sebagai langkah awal membangun
intelektualitas. Bertepatan dengan hari buku sedunia yang telah lewat beberapa hari lalu, media
banyak memberitakan tentang ceremonial hari tersebut, akan tetapi dampak berkelanjutan setelah
ceremonial bisa dikatakan belum massif. Padahal gerakan turun tangan yang dapat kita lakukan
untuk membudayakan membaca cukup banyak sekali, salah satunya dengan mendorong
berkembangnya gerakan-gerakan sosial yang berupaya untuk itu, semisal dengan menjadi
donatur buku, atau membantu menyebar luaskan informasi tentang gerakan-gerakan sosial itu,
agar semakin banyak yang mengetahui gerakan baik tersebut.
Tidak dipungkiri, peran media dalam men-setting persepsi masyarakat melalui pemberitaan akan
suatu gerakan, cukup efektif juga sebagai ruang promosi untuk berkembangnya. GPAN untuk
promosi melalui media Nasional belum ada lirikan karena kurangnya jaringan pada insan
media/pers. Akan tetapi walaupun tidak ada pemberitaan, gerakan nyata tetap berjalan, salah
satunya dengan tetap konsisten untuk kunjungan ke Panti Asuhan yang terprogram selama
beberapa bulan untuk tiap Panti Asuhan. Di samping itu, dengan memanfaatkan media sosial
berupa Web, Facebook, twitter, instagram dan lainnya, sebenarnya dapat juga dimanfaatkan
sebagai media promosi dengan redaksional yang persuasif agar semakin banyak yang tertarik
untuk ambil bagian di dalamnya.
GPAN Jogja saat ini dengan jumlah anggota berkisar 43 orang sedang menjajal kreatifitas
mereka dengan berkontribusi nyata melalui gerakan baik ini. Sebaran anggota yang beragam dari
mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai kampus di Yogyakarta, namun tetap solid untuk bersama-
sama dengan aksi nyata untuk tercapainya tujuan komunitas ini. Begitu juga dengan GPAN di
kota-kota lainnya seperti Malang, Lamongan, Bandung dan Jember, kontrbusi sosial melalui
wadah GPAN di daerah masing-masing sangat membutuhkan konsistensi, agar GPAN bukan
hanya nama, namun sesuai label Nusantara yang telah digunakan seharusnya akan berprogres
besar untuk tersebarnya di seluruh wilayah Nusantara. tentu saja dengan dukungan nyata,
tindakan nyata dalam mengembangkan gerakan ini.
Membangun Kompetensi Literasi
Selain menggalakkan budaya membaca, tidak menutup kemungkinan melalui GPAN ini juga
digalakkan budaya menulis. Jika otak kita ibarat sebuah teko, membaca adalah cara mengisi teko
tersebut dengan berbagai pengetahuan, lalu menulis itulah bentuk penuangan isi teko tersebut.
Apa jadinya jika teko hanya penuh berisi air, namun tidak dituangkan dan hanya tersimpan di
dalamnya, lama kelamaan air yang didalamnya akan rusak substansinya. Begitu juga dengan
pengetahuan yang kita serap, jika tidak dituangkan (salah satunya dengan menulis, atau
mengajarkan pada yang lain) maka lama-kelamaan akan terlupakan juga, itulah yang
memunculkan pernyataan "semakin banyak yang dibaca, semakin banyak yang dilupa". Padahal
semakin banyak bacaan yang kita serap, semakin banyak pengetahuan yang didapat, memang
tidak semua langsung bisa diingat, namun jika sudah tersimpan di memori jangka panjang (Long
term memory), maka suatu saat pasti akan teringat juga, salah satu cara untuk mengingat kembali
(recall) pengetahuan-pengetahuan tersebut melalui menulis.
Dengan kompetensi literasi yang baik dari anggota GPAN, maka bukan hal yang mustahil jika
setiap anggotanya juga berkarya melalui tulisan, bahkan lebih jauh jika sudah berkembang besar
dalam skala nasional, bukan tidak mungkin GPAN mempunyai penerbit sendiri untuk
mengakomodir karya-karya anggota maupun anggota binaan, sehingga gerakan budaya membaca
lebih mudahnya digalakkan jika bahan bacaan cukup tersedia untuk didistribusikan.
Seperti halnya dukungan dari pusat perbukuan dahulu yang sering mengadakan Sayembara
penulisan Naskah, lalu naskah pemenang itu pun dicetak dalam skala besar dengan dilabeli
"Milik Negara Tidak Untuk Diperdagangkan" untuk didistribusikan ke tiap-tiap perpustakaan
sekolah. Sehingga dukungan untuk budaya membaca dengan buku-buku gratis dari pemerintah
langsung dapat dinikmati oleh masyarakat (Khususnya peserta didik). Disamping itu
penghargaan untuk pengarang pun sangat dihargai dengan reward-reward yang disediakan
panitia.
Berbeda halnya dengan keadaan sekarang yang setiap terbitan buku sangat dikomersilkan. Inilah
salah satu kendala yang dihadapi GPAN ketika ingin fokus mencari donatur untuk distribusi
buku. Maka pamflet-pamflet dan proposal kerja sama untuk mencari donatur dan sumbangan
buku-buku bacaan bekas mulai dilayangkan. Setidaknya kontribusi sosial seperti ini yang sudah
dilakukan dan akan terus dikembangkan ke depannya.
Melalui GPAN ini bukan hanya berkontribusi untuk orang lain, namun manfaat untuk diri sendiri
akan sangat berdampak dalam membentuk karakter anggota GPAN. Jika sudah terbiasa
bermanfaat untuk orang lain, manfaat yang lebih besar untuk diri sendiri akan senantiasa
mengikuti. Seperti halnya kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa melihat orang lain bahagia,
maka alangkah bahagianya ketika generasi bangsa ini dengan semangat intelektualitas dan
kepedulian sosial yang tinggi akan mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik. Dan
semangat itu akan terus ditanamkan GPAN dengan kontribusi nyata untuk generasi bangsa ini.
Web : www.gpan.or.id
email : gpanpusat@gmail.com
Instagram : @gpanjogja
Facebook : Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara
CP. Untuk Donasi Buku : 085733438854 (Imam)
085853329449 (Retno)