Keringat Yang Tak Terbayarkan

posted in: GPAN Pusat, Puisi | 0

Oleh : Nur Hafidhoh, S.Pd

Detik demi detik

Hari demi hari

Bergulirnya waktu

Derainya peluh keringat yang mengalir

Di dalam tubuh ini

Karena kaki yang setia mengayuh

Sepeda lipat

Menyusuri jalan yang berliku

Hanya untuk menjahit tas

Namun apa daya

Apa pula upaya

Sudah sekuat tenaga

Melewati rintangan jalan

Ber kilo kilometer

Tak sedikitpun dapat balasan

Nominal uang sepeserpun

Meski mata dan tangan

Lapar dan haus

Menyelimuti

Hanya berbalas sepiring nasi satu kali

Betapa otak ini terkuras

Hanya untuk mengatur jarak jatuhnya jarum pada kain

Betapa tangan ini merinding dan penuh kehati hatian

Memegang kain dan mesin

Mata ini pun ikut cermat

Berharap tak sampai jarum menusuk jari jemari

Kaki ini pun selalu berusaha mengerem

Agar tak terlalu cepat dalam menggerakkan mesin

Hati ini bertetak kencang

Kuatir keblabasan tidak sesuai pola bidang

Alhamdulillah bisa sempurna

Namun setengah hati sang pemilik rumah

Tak menghargai jerih payah pekerja nya

Tak sepeserpun uang diberikan

Setelah ia suruh suruh pekerja semaunya

Setelah waktu pekerja tercurah semua

Balasan kedua setelah makan

Hanya disuruh pulang

Tanpa dikasih imbalan

Comments are closed.