Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk usia produktif (15-64 tahun) terbanyak, dilansir dari Sensus Penduduk Antar Sensus (Supas 2015) jumlah penduduk Indonesia mencapai 269,6 juta jiwa pada tahun 2020, dengan 185,34 juta jiwa yang memasuki usia produktif. Dengan angka yang fantastis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk usia produktif terbanyak di Asia Tenggara. Hal ini akan mendorong pencapaian besar yang akan dirasakan pada saat Indonesia menghadapi bonus demografi.
Namun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkakn untuk mendorong keterampilan para pemuda agar benar-benar siap untuk menghadapi bonus demografi yang akan terjadi, salah satunya harus adanya perubahan dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keterampilan pemuda Indonesia.
Terkhususnya pendidikan, yang merupakan tonggak generasi bangsa yang mewadahi semangat para pemuda untuk terus berkarya dan bekerja dalam menciptakan optimalisasi peran generasi muda untuk mewujudkan Indonesia emas. Namun berbicara tentang implementasi suatu program yang akan dijalankan tidak sesederhana ketika merancang komponen didalamnya. Force majeure masif dengan mewabahnya Corona Virus Disease (COVID-19) yang tidak dipredikasi “menghantam” tahun 2020 dan seketika melumpuhkan roda gerak pendidikan anak bangsa.
Virus yang masuk dalam kategori sangat berbahaya ini menyebar sangat cepat tidak terkecuali di Negara Indonesia, dampak penyebarannya mengakibatkan perubahan drastis pada segi kehidupan manusia di seluruh negara. Hal yang sama terimplikasi pada pembelajaran di institusi pendidikan, proses belajar yang seharusnya dilakukan secara tatap muka menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring dilakukan melalui internet menggunakan media aplikasi berbasis online video conference. Di Indonesia tercatat ada puluhan juta siswa yang aktivitas belajar sebelumnya secara tatap muka namun sekarang digantikan dengan media pembelajaran online, tidak sedikit juga siswa kewalahan karena harus mencari referensi mandiri dan kekuatan jaringan yang belum merata diseluruh daerah juga menjadi permasalahan dalam konektivitas antara guru dan murid.
Bangkit dari permasalahan berbagai sektor yang disebabkan oleh penyebaran virus ini, Indonesia mulai kembali aktif dalam berbagai sektor yang memungkinkan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Di era New Normal ini kita sebagai masyarakat juga harus mendukung dan bekerjasama dengan pemerintah untuk meminimalisirkan jumlah korban positif mulai dari mematuhi protokol kesehatan sampai menahan diri untuk pergi keluar rumah jika tidak terlalu mendesak. Tidak terkecuali dengan para generasi milenial! Berbicara tentang generasi milenial apa itu generasi milenial?
Generasi milenial adalah mereka yang memiliki pola pemikiran yang dipenuhi kreativitas dan inovasi yang tinggi dan tentu melek teknologi. Generasi melenial pada saat ini memiliki fungsi sebagai agent of change, moral force dan control social. Agent of change artinya para generasi muda bangsa harus berani menjadi pemimpin untuk menyuarakan dan mengadakan perubahan besar bagi bangsa, selanjutnya para generasi bangsa sebagai moral force atau menyuarakan gerakan keadilan dan kebenaran bagi suluruh masyarakat Indonesia dan terakhir para generasi muda sebagai control social atau mengajak, mengawasi, dan mencengah agar dalam lingkungan masyarakat tidak terdapat hal yang merugikan dan tidak dapat dikendalikan.
Dengan kemampuan yang luar biasa yang dimiliki oleh para milenialis Indonesia ini, sangat memungkinkan untuk menciptakan berbagai inovasi dalam mendukung kemajuan sektor pendidikan Indonesia walaupun dalam keadaan yang serba dalam jaringan seperti saat ini. Para generasi milenial harus menciptakan pembaharuan melalui karya dan keaktifan diri dalam peningkatkan efektivitas belajar para generasi bangsa, milenialis muda Indonesia juga dapat memulai edukasi melalui kampanye di media sosial yang mereka punya dengan menciptakan sebuah platform media sosial yang berisi konten pendidikan pengetahuan umum yang berguna untuk referensi baca bagi pengguna yang ada dimedia sosial tersebut.
Tidak hanya sampai pada sebatas campaign dimedia sosial tetapi kita para pemuda harus juga dapat menekan minat baca generasi bangsa yang memprihatikan ini dan lebih memprihatikan lagi karena adanya pandemi yang menghantam Indonesia sehingga sebagian besar anak akan menghabiskan waktunya selama dirumah untuk bermain sosial media, game, streaming youtube, dan lainnya.
Maka dari itu perlu adanya inovasi baru untuk meningkatkan minat baca dikala pandemi dengan menghadirkan perpustakaan online, sebuah resume edukasi dalam bentuk visual digital yang akan memuat lebih banyak bacaan-bacaan yang dapat menjadi bahan baca pelajar selama masa pandemi. Kehadiran perpustakaan online ini juga akan membantu para pelajar dalam mencari referensi bacaan untuk sebuah tugas sehingga tidak perlu keluar rumah untuk mencari buku di toko buku. Proyek ini menargetkan perpustakaan kota yang dinilai memiliki cukup banyak buku untuk dapat bekerja sama dengan menyediakan perustakaan kota berbasis online yang memuat berbagai buku bacaan dan dapat diakses secara umum, Nantinya, proyek ini akan dibuat cukup mudah dalam meminjam dan memulangkan buku sehingga para pembaca tidak kesulitan dalam mengakses.
Membaca sangatlah penting sebagai sarana kita agar dapat bersikap kritis, memperluas wawasan, meningkatkan kualitas diri sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang handal bagi negara dan siap untuk menghadapi bonus demografi yang nyata pada tahun 2030. Oleh karena itu, inovasi untuk memperkuat peran perpustakaan secara online dikala pandemi ini diharapkan dapat membantu seluruh lapisan pelajar bahkan masyarakat. Dan kita sebagai generasi milenial bangsa juga harus membiasakan diri untuk memperbanyak membaca buku dan mengurangi melakukan kegiatan yang tidak membawa dampak positif bagi diri.
Karya Sanita Sitinjak (Pemenang Quis Wabinar #3 GPAN Jogja)