Ada hal berbeda di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Minggu (27/5/2018).
Terlihat beberapa anak sedang duduk bergerumbul di depan pintu masuk utama stadion.
Ada yang sedang membentangkan kain putih di tengah halaman parkir lalu menuliskan sesuatu disana.
Ada yang sedang asyik mencampuri cat aneka warna dan memilahnya ke dalam beberapa media.
“Ayo, sini sini. Catnya sudah siap” teriak Zacky yang mencampurkan cat tadi memanggil teman-temannya.
Anak-anak yang tadi duduk bergerumbul, datang menghampiri dan melumuri tangan mereka dengan cat tersebut. Setelah itu, mereka mendekati kain putih yang telah dibentangkan.
“Siap ya, satu..dua..tiga” kata Zacky mengomandoi anak-anak itu menempelkan telapak tangan mereka pada kain putih.
Setelah dirasa telah menempelkan telapak tangannya semua, mereka menarik tangan itu dari kain.
Dan, jreeeng….lukisan telapak tangan warna warni tersaji indah dalam balutan kain putih. Ditengah-tengahnya terdapat tulisan ” Ciptakan damai di tengah perbedaan”
“Waah, bagus…”kata salah satu anak yang ikut menempelkan telapak tangannya dengan penuh kekaguman. Ia lalu mengeluarkan smartphone nya dan mengabadikan lukisan tangan warna warni itu.
Acara cap tangan warna warni ini merupakan agenda lanjutan yang digelar dalam Event ” Malang Ramadhan Festival 2018 (MARAFI) ” yang diselenggarakan tiap Minggu pagi selama bulan Ramadhan.
Zacky inisiator cap jari tangan Perdamaian mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai simbol keberagaman, bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, tapi mereka tetap bisa membuat kegiatan yang bermanfaat bagi sesama.
“Acara ini digagas oleh Perkomas yang anggotanya terdiri dari berbagai macam komunitas. Kami ingin menggambarkan bahwa, Perbedaan itu unik dan indah. Dengan adanya perbedaan itu, kita bisa membuat kegiatan jadi lebih berwarna dan bisa saling mengisi”
Seperti yang terlihat dalam cap jari tangan perdamaian itu, ada berbagai macam warna yang tertempel. Ada warna kuning, merah, jingga dan biru. Semua menyatu dan menjadikan lukisan itu tampak semakin menarik dan seru.
Dari lukisan warna warni ini, perbedaan itu bisa menjadi simfoni yang serasi jika kita bisa saling menghargai. Bukan suatu alasan untuk menjadi sebuah perpecahan.
Hal itu juga yang diharapkan oleh Zacky, “Dengan adanya cap tangan ini, semoga bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa perbedaan itu menyatukan dan bukan memisahkan” tukas Pemuda yang pernah bolak balik masuk koran ini.
Acara MARAFI semakin meriah dengan hadirnya kakak-kakak dari Komunitas Gendong yang menampilkan atraksi mendongeng.
Pengunjung dibuat terpingkal-pingkal dengan penampilan Lulu, boneka tangan yang dibawa oleh Kak Tyas, salah satu pendongeng asal Kota Malang.
Annuril, salah satu pengunjung Marafi mengaku senang dengan acara ini,
” Senang sekali, kegiatan ini dapat mengisi waktu luangku di pagi hari dan disini aku bisa ketemu sama teman-teman baru dan adek-adek kecil yang lucu” kata Mahasiswi UNIRA Kepanjen ini.
Dia berharap semoga acara ini bisa terus ditingkatkan dan semakin banyak acara menarik yang dapat ditampilkan.
“semoga tahun depan acara ini ada lagi” akhir Mahasiswi jurusan Psikologi ini.
Muhammad Sakroni
Pegiat literasi dan juga Guru PAI SD Negeri 2 Curungrejo Kepanjen
FB : Muhammad Sakroni
Email : muhammad.sakronistai@gmail.com