Di masa pendemi COVID-19 ini tentunya kesehatan tubuh sangat penting untuk dijaga dan diperhatikan, mengingat penyakit ini tidak bisa disepelakan begitu saja, dan menjadi pandemi global. Bahkan setiap hari kita selalu disajikan dengan data-data terkait COVID-19 baik data yang terkonfirmasi positive, yang meninggal, ataupun yang sembuh, ataupun fakta akan banyaknya sektor-sektor yang terdampak hingga cerita masyarakat yang kesusahan karena kesulitan mencari nafkah.
Walaupun bisa dikatakan saat ini masa PSBB dibeberapa wilayah sudah berakhir, dan terkait wacana New Normal yang digaungkan, lantas bukan menjadikan kita bisa bebas berkeliaran begitu saja. Mengingat ini masih dalam masa pandemi COVID-19 sehingga ancaman tertular penyakit ini masih tinggi, dan jelas jika berdasarkan data walaupun masa PSBB sudah berakhir dan memasuki new normal tetap saja dibanyak wilayah masih menunjukkan kenaikan jumlah pasien yang dikonfirmasi positif COVID-19.
Selama pandemi Covid-19 kita semua diharuskan untuk senantiasa menjaga kesehatan diri, salah satunya adalah social distancing sehingga membuat sekolah-sekolah, ataupun kantor-kantor yang tutup sementara atau bekerja secara virtual (WFH). Dari sini hampir semua dari kita selama 3 bulan terakhir ini banyak menghabiskan waktu dirumah. Baik hanya sekedar untuk family time, mengerjakan tugas sekolah atau kantor, atau yang memang karena keadaan sehingga tidak bisa kemana-mana.
Menurut WHO sehat tidak hanya ditandai dengan ketiadaan suatu penyakit, melainkan terdapat keadaan mental, fisik dan kesejahteraan sosial berfungsi secara normal. Selama pandemi sebagian banyak orang banyak yang menjaga kesehatanya sesuai protokol kesehatan sebagai contoh memakai masker, menggunakan hand sanitizer, jaga jarak, olahraga berjemur hingga minum vitamin, sehingga di sini secara fisik mereka tidak ada masalah. Selain adanya perubahan pola hidup sehat banyak dari kita semua yang itu merasa tertekan, stress, bingung, cemas, bahkan banyak yang kesusahan karena pandemi COVID-19 ini di mana karena usaha-usaha, kantor, desa-desa atau kota ditutup atau adanya pembatasan membuat sebagian masyarakat kehilangan pekerjaanya, terjadi PHK, dirumahkan, pemotongan gaji, di sisi lain banyak kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. tentunya ini pengaruh terhadap kesehatan mentalnya, yang justru berdampak pada kemampuan memecahkan masalah, kinerja dan produktifitasnya.
Untuk itu menjaga kesehatan mental disini sangat penting, salah satunya adalah dengan berfikir positif. Karena dengan berfikir positif akan lebih bermanfaat bagi kesehatan daripada merenungkan pikiran negatif yang justru membuat diri semakin terpuruk, dengan berfikir positif kita akan lebih mampu mengatasi stress yang lebih baik, kekebalan tubuh menjadi lebih kuat dengan begitu akan bisa memecahkan masalah yang secara optimal. Salah satu cara agar tetap berfikir positif adalah dengan membaca. Membaca sendiri adalah aktivitas melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis.
Berikut ini ada beberapa cara untuk berfikir positif dengan membaca :
- Menyaring jenis berita yang dibaca. Untuk mendapat informasi terupdate tentang COVID-19, tanpa sadar kita semu terus melihat berita baik lewat ponsel atau TV, hal ini bermanfaat karena kita akan tahu perkembangan dari penyakit ini, namun bagi beberapa orang justru akan mebuat pikiran menjadi cemas, takut, ataupun tertekan. berita buruk yang bertubi-tubi justru akan menghalangi bisa berfikir positif. Maka dari itu ketika merasa cemas saat membaca berita COVID-19, coba istirahat sejenak dan bisa melanjutkan dengan mencari berita yang positif bisa dengan pasien yang sembuh, donasi COVID-19, upaya pemerintah dalam membendung penyebaran COVID-19 dan berita baik selainya.
- Membaca buku motivasi/ self reminder, ketika diri merasa terpuruk, tertekan bahkan takut tidak bisa bangkit kembali ataupun cemas karena tidak bisa menyelesaikan masalah, tentu akan pengaruh terhadap pemikiran, kinerja serta produkivitas. Hal-hal yang dipikirkan akan kecendrungan pesimisme bukan optimisme atau berfikir positif. Seperti jika kehilangan pekerjaan akan merasa pesimis emosional sesaat dengan pekerjaan yang akan datang, merasa tidak cocok, tidak mampu jika tidak bekerja di perusahana A. sehingga dengan membaca buku motivasi harapanya akan membuat diri manjadi termotivasi, lebih bersyukur dengan begitu pikiran akan terisi dengan hal-hal yang positif dan optimisme.
- Membaca buku komedi/novel ringan. Dengan membaca buku berisi komedi atau cerita-cerita novel yang ringan akan membuat pikiran kita menjadi lebih rileks dengan begitu bisa mengurangi stress akibat pikiran dan situasi negatif.
Berfikir positif memang membutuhkan waktu dan harus senantiasa dilatih. Terlebih ditengah pandemi COVID-19 banyak hal yang membuat pikiran kita kemana-mana. Terlepas hal itu berfikir positif bermanfaat bagi kesehatan terutama secara mental, dengan begitu diri yang sehat akan mampu menyelesaikan masalah secara optimal dan meningkatkan kinerja serta produktivitas.
Ditulis Oleh: Jamiatin Sholihah, GPAN Regional Lamongan.