Senjata Ampuh untuk Pendidikan Pelosok

posted in: Esai, GPAN Regional Palu | 0

Oleh: Nur Asma*

BILA sikap pesimis bisa mematikan, membunuh harapan, bahkan menghilangkan semangat, maka optimisme bisa menghidupkan, menumbuhkan harapan, membangun sedikit demi sedikit pondasi kehidupan yang akan berakhir pada kesuksesan. Dalam kondisi sesulit apapun kalau dua pilihan itu hadir dihadapan, maka hanya bisa mundur atau tetap bertahan, mengambil sikap atau tetap optimis. Beruntunglah meraka yang bisa memilih bertahan ataupun mengambil sikap untuk tetap optimis. Sebab ia telah mengambil cara yang paling ampuh dalam merawat pendidikan untuk mencapai kesuksesan. Semangat dan optimisme inilah yang menjadi senjata ampuh bagi mereka yang menempuh pendidikan di tengah keterbatasan ruang belajar bahkan keterbatasan tenaga pendidik.

Semangat itulah yang kerap menjadi bumbu motivasi Afin bocah Santri berusia 12 tahun untuk tetap semangat menjalani hidupnya tanpa hangatnya belaian tangan kedua orang tua, candaan dari mereka hingga indahnya senyum yang tak nampak lagi di wajah mereka. Hanya ada dua pilihan yang menjadi kekuata Afin, menyerah kalah pada keadaan, atau tetap gagah dan maju menghadapi tantangan. Afin begitu sapaan akrabnya adalah anak dari Bapak Aspin dan Ibu Nursiam yang sudah 5 tahun berpisah dari kedua orang tuannya. Afin lahir di Wilayah Sulawesi Tengah tepatnya di Desa Paranggi 10 Juli 2004. Afin berasal dari keluarga kurang mampu, akan tetapi lingkungan pendidikan dan semangatlah yang menjadi senjata ampuh untuk meraih kesuksesannya. Bocah yang hobinya membaca Al-Qur’an dan bercita-cita ingin menjadi tentara ini sangat mencintai kedua orang tuanya. Entahlah keadaan yang membuat semuanya berubah, ketika berusia 6 tahun, Afin ditinggal pergi oleh ayah tercinta yang lebih dulu menghadap ke Rahmatullah dan Ibu merantau jauh entah kapan akan bertemu kembali. Semua itu adalah cobaan dan ujian yang dihadapi Afin.

Bila di ujung waktu ada pertanyaan yang mungkin meragukan tentang wawasan dan pendidikan Afin yang saat ini sudah mengahafalkan Juz 30 dan lantunan ayat suci-Nya dengan suara yang merdu, maka semua itu adalah proses pendidikan yang dijalani oleh Afin. Sejak ayah dan ibunya pergi, Afin dirawat dan dibesarkan oleh Yayasan Panti Asuhan Assalam yang berada di Kelurahan Petobo Palu Sulawesi Tengah. Dengan penuh rasa optimis dan penuh semangat Afin memilih untuk bersikap lebih tegar menjalini kehidupannya. Hari-harinya dihabiskan dengan candaan teman-teman seasramanya, waktunya dihabiskan untuk belajar agama, membaca Al-qur’an dan tadarusan. Sungguh adalah semangat yang membangun motivasinya.

Yayasan Panti Asuhan Assalam saat ini memang sedang bertabur semangat, sebab melihat dari kisah perjalanan hidup Afin, banyak pihak organisasi bahkan komunitas yang berada di Sulawesi Tengah menjalin kerja sama untuk membangun peradaban bahkan perubahan pada anak-anak yang tetap optimis dan semangat dalam meraih kesuksesan, salah satunya komunitas Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara Region Palu (GPAN). Dengan begitu, menjadi penyemangat bagi GPAN agar terus bergerak dan berkontribusi bagi anak Nusantara. Karena makna hidup sesungguhnya adalah disaat kita mampu memberi sinar untuk orang lain.

Keterdidikan memang tidak berdiri sendiri ada ruh yang dititipkan disana, agar ia berjalan sesusai arah ruh pendidikan itu bernama agama, moralitas yang membentuk dan mengarahkan kemuliaan manusia. Karena agama dan moral lah yang menjadi senjata ampuh pendidikan. Pendidikan tanpa semangat, nilai, pijakan agama, ia akan kehilangan tujuan. Tak heran bila kemudian kita menjumpai anak-anak yang mengkonsumsi narkoba, guru yang melecehkan siswanya, semua itu bisa jadi sebab pijakkan pendidikannya yang tak kuat. Sebab pendidikan sejatinya akan memanusiakan manusia. Benarlah kata seorang bijak barang siapa yang bertambah ilmunya, tapi tidak bertambah dekat dengan Tuhannya, juga tidak bertambah petunjuk baginya.

Penulis adalah bendahara umum Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) Regional Palu.

Comments are closed.