Luasnya Literasi, Perche Scegliere La Lingua Italiana

Ciao, amici!

Bagaimana? Apa sudah penasaran setelah membaca judulnya?

Jika kalian membaca ini, terbukti bahwa judul sangat mampu mempengaruhi minat baca seseorang dalam sepersekian detik.

Nah, sebelumnya aku ingin bertanya. Apa yang kalian lakukan selama masa psbb ini? Disibukkan dengan berbagai tugas online, atau cuma nganggur doang? Sedih dong kalau cuma rebahan aja without doing something else. Kalau aku sih, tipikal orang yang nggak bisa diam aja. Jadilah beberapa hari ini aku sedang kepoin tentang bahasa Italia. Sebenarnya sejak SMA, aku sudah belajar 3 bahasa asing, yakni bahasa Jerman, bahasa Jepang, dan bahasa Mandarin. Kalau bahasa Inggris, you know lah since Tk udah nyanyi english song, hehe.

Perché scegliere la lingua Italiana?

Mengapa memilih bahasa Italia? Sebenarnya tidak ada alasan khusus, hanya karena memang aku suka. Bukankah jika kita mendalami hal yang kita suka atau cinta, maka akan terasa menyenangkan? Waktu itu, terlintas pikiran untuk belajar bahasa ini, langsung saja aku gercep searching sana sini. Hehehe, maklumlah jarang-jarang dong dapat ketukan nurani kayak gini, amici.

Nah, bahasa Italia memiliki daya tarik yang unik, loh. Mulai dari susunan huruf, pengucapan kata, bahkan intonasi. Selama ini, mungkin hanya beberapa kosakata bahasa Italia yang pernah kita dengar. Seperti ti amo (aku mencintaimu), e delizioso (enak), grazie (terimakasih), ciao (hai/halo), dan lain-lain.

Sampai saat ini, aku masih belajar secara otodidak melalui lagu, video percakapan, dan membaca artikel berbahasa Italia. Menariknya, jika kalian searching tentang lagu bahasa Italia di laman youtube, kalian akan mendapatkan lirik beserta terjemahan yang rata-rata berbahasa Inggris. Mantap sekalilah! Sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui. Tapi, kalau kalian kebingungan, juga ada kok video yang dilengkapi terjemahan bahasa Indonesia. Harapan aku kedepannya bisa mengikuti kursus, mendapat sertifikat, atau bahkan sampai jalan-jalan ke Italia! Wowww!

Dikesempatan kali ini, aku akan membagikan tips belajar bahasa asing yang menyenangkan ala aku. Simak ya!

Pertama, mulailah dengan keingintahuan dan kegembiraan. Jangan pernah merasa hal ini beban untuk kalian ya, amici! Belajar bahasa asing memang bukan hal yang diwajibkan, tapi alangkah menyenangkannya jika kita mampu memahami suatu hal yang tidak semua orang bisa melakukannya. Bayangkan kalian pergi berlibur di suatu negara tanpa harus menyewa/membayar seorang tour guide! Pernah nggak sih kepikiran sampai situ?  Selain lebih hemat, kalian akan lebih leluasa menikmati liburan, amici!

Kedua, hindari  memforsir diri sendiri. Tidak perlu tergesa-gesa, cukup membuat target-target kecil yang rutin setiap harinya. We can keep it simple, so let’s not make it complicated! Kalau terlalu pusing memikirkan goal yang luar biasa dalam waktu dekat, nanti otak makin stres. Nikmati dulu prosesnya, jika sudah merasa mumpuni, baru deh coba challenge yourself.

Ketiga, berlatih mengucapkan kata demi kata. Yaps! Practice make perfect, semakin sering kita melafalkan kata-kata baru, lambat laun lidah dan pikiran akan terbiasa dengan bahasa tersebut. Yuk mulai mencoba! Lafalkan kata berikut ini ya, amici! Si (ya), No (tidak), Buongiorno (halo), Scusa (maaf). Jangan lupa buka youtube ya agar tahu pengucapannya yang jelas tuh seperti apa.

Semoga bisa menginspirasi kegiatan kalian selama #dirumahaja, ya! Tancapkan cita-cita dan tujuan akhir yang indah saat kita hendak memulai suatu hal yang baru, biar semangat selama menjalani prosesnya.

Non smettere di studiare. Jangan menyerah untuk belajar. Selagi masih muda, yuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Tunjukkan bahwa kita tetap bisa produktif walau sedang menghadapi wabah pandemik seperti ini, amici!

L’unico limite per realizzare i nostri sogni sononi nostri dubbi su oggi. Andiamo avanti con convinzioni attive e forti. Hayo kepo ya artinya apa, hihihi. Selamat mencari tahu artinya, dan selamat berenang dalam buaian kosakata nan indah. Terimakasih, salam literasi. Ti amo, amici! Grazie!

Ditulis oleh Hielda Qoirunnisa, anggota GPAN Regional Mojokerto.

Comments are closed.