Suatu waktu saat masih duduk di bangku kuliah semester 5. Saya scrolling instagram untuk mencari informasi dan kegiatan. Sekali lagi untuk mencari informasi ya, bukan untuk stalking mantan. Selain aktivitas kuliah dan aktif di organisasi intra kampus, saya juga kerap mencari kegiatan di luar kampus. Entah bagaimana saya menemukan postingan terkait open recruitment untuk pengurus GPAN Pekalongan. Sekilas saya paham bahwa komunitas tersebut bergelut di bidang literasi. Tanpa berpikir panjang saya langsung membuka link google form yang terdapat di bio salah satu instagram dan mengisi seluruh form pendaftarannya.
Seiring berjalannya waktu, melalui GPAN Pekalongan, saya pun akhirnya mengenal GPAN Pusat dan kemudian juga secara tidak langsung dikenalkan pada GPAN Malang. Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara atau dikenal dengan GPAN adalah suatu komunitas literasi yang tersebar di berbagai regional di Indonesia. GPAN Malang sendiri berarti ialah suatu komunitas literasi yang berada di Malang, Jawa Timur, tepatnya beralamatkan di Jalan Toyo Tamansari Gang 1 Nomor 48 A Merjosari. GPAN Malang ini berdiri pada tahun 2015 yang diinisiasi oleh Imam.
Menurut Faricha, selaku pengurus bidang public relation, terdapat begitu banyak program yang diadakan oleh GPAN Malang diantaranya yaitu Program Makrab, Radio Show, Webinar, Podcast, Bincang Pustaka, Pesantren Ramadhan, dan lain sebagainya. Semua program tersebut selalu bertujuan untuk mengenalkan GPAN Malang dan mengajak masyarakat untuk sadar akan pentingnya literasi. Seperti program Radio Show ini merupakan salah satu program yang didesain GPAN Malang melalui siaran di studio radio guna mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait budaya membaca di Indonesia khususnya di area Malang.
Selanjutnya terdapat program Bincang Pustaka yang mana GPAN Malang bekerja sama dengan panti asuhan dan pondok pesantren yang ada di Kota Malang untuk mengajar dan mengajak anak-anak untuk senantiasa membaca mulai dari minat masing-masing anak.
GPAN Malang tidak dapat merealisasikan segala program kerjanya tanpa adanya sosok yang benar-benar peduli terhadap keberlangsungan literasi di Indonesia. Sosok-sosok inilah yang kemudian bergabung menjadi cermin satu kesatuan komunitas literasi bernama GPAN Malang. “Yang bergabung di GPAN Malang itu kebanyakan mahasiswa yang tersebar di berbagai kampus negeri maupun swasta di Malang,” pungkas Faricha (26/3).
“Untuk total anggota GPAN Malang itu sendiri ada 60 pengurus. Dengan formasi ketua umum, sekretaris, bendahara, divisi public relation, divisi project manager, divisi sociopreneur, divisi donasi dan partnership, divisi media desain grafis, dan divisi kesejahteraan anggota,” imbuh Faricha.
Memang sudah seyogianya mahasiswa sebagai generasi muda memiliki semangat juang untuk mencurahkan jiwa raganya demi kemajuan tanah airnya baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Generasi muda menjadi tumpuan bangsa dalam memecahkan segala problematika yang terus menyertai perjalanan negara. Salah satu permasalahannya adalah minimnya pengetahuan literasi di masyarakat. Setelah dinobatkan sebagai negara yang menempati posisi ke 60 dari 61 negara soal minat baca pada beberapa tahun silam, disinilah kemudian generasi muda dituntut agar dapat menjadi mata air, yang selalu mampu memberikan manfaat bagi siapapun di sekitar mata air tersebut.
Sehingga hadirnya GPAN Malang dianggap urgen karena Malang juga merupakan Kota Pendidikan dimana banyak mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi di Malang. “Harapannya GPAN Malang menjadi wadah bagi mahasiswa dan juga anak-anak muda lainnya untuk berkembang dan belajar banyak hal,” ujar Faricha.