Puisi Gunung

Tebar indahmu memancing mata
Bagai ikan masuk ke kail umpan
Dalam elokmu terbentang semesta raya
Beribu banyak badai menerjang asa
Kau tetap berdiri kokoh layaknya baja
Dunia itu seluas kaki
Dunia itu setinggi angkasa
Gunung layaknya seorang ibu
Tempat terbaik untuk berkeluh kesah
Tempat terindah melepaskan peluh
Gemerlap sapuan angin dingin di kala itu
Ribuan orang naik turun seperti hidup
Ku tersenyum melihat ribuan warna bintang
Ingin ku juga gapai erat punuk indahmu
Dalam elokmu membentang tawa
Rasa nikmat dan syukur kepada Tuhan
Apakah kau tahu?
Keganasan alam yang sering dibicarakan
Melangkah kaki per kaki secara bergerilya
Tangan menjuntai memegang impian alam
Menenggak air untuk melepas dahaga
Letih sirna ketika puncak terlihat di pelupuk maya
Ternyata kutahu cinta butuh pengorbanan
Tenda berdiri kokoh memangkas rumput
Bercengkrama bersama kawan lama
Canda tawa berbagi cerita
Nyaman beralaskan matras hitam
Secangkir kopi terasa seperti pelukan ibu
Memberikan ketenangan seraya tak berujung.
Puisi Pantai

Gemercik ombak terdengar deras
Membangunkan semua ikan yang tertidur
Pasir putih yang ikut tergerak liar
Menggerus karang yang berdesah
Aku tuliskan kata-kata diantara pasir
Air ombak pun menghapus kata kata itu
Hamparan pasir putih seluas mata memandang
Menjadi teman abadi insan penjemput matahari
Nelayan menitipkan anaknya pada kemolekan pantai
Bekalnya menjemput penghidupan di tengah riak samudera
Hingga pulang dengan sekeranjang cerita
Tentang laut dan rasa lapar
Ingin rasanya ku berlari menyusuri hamparan pasir putih kulitmu
Lalu berhenti dalam dekapan pohon kelapa bersama desah cinta sang camar
Sebelum hilang bersama bintang dan purnama
Ditulis oleh Al yang jadi budak korporat di GPAN Mojokerto
Leave a Reply