Kilas Balik : Ekspresi Cinta Ramadhan Raih Keberkahan

(Mei Dian Syaputra)

Ekspresi

Ekspresi menurut KBBI adalah Pengungkapan atau proses menyatakan (memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya) sejak itu merupakan dari perasaan hatinya atau pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang; rasa tidak puas tergambar di wajahnya.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aditya Putra Kurniawan da Nida UI Hasanat Fakultas Psikologi UGM tentang Perbedaan Ekspresi Emosi pada Beberapa Tingkat Generasi Suku Jawa di Yogyakarta. Salah satu dari beberapa modal dasar manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari adalah emosi. Tanpa emosi maka kehidupan manusia akan terlihat kering. Hubungan antar manusia akan dikatakan baik atau buruk tergantung ungkapan emosi yang dilakukan mereka. Dua orang atau lebih yang banyak mengungkapkan rasa kasih melalui senyuman, kegembiraan, kehangatan, dan penerimaan akan lebih menyenangkan bagi mereka berdua , maupun bagi orang lain yang memperhatikan. Sebailknya dua orang mengungkapkan kedengkian melalui cemoohan, ejekan, keirian, kemarahan, saling menjatuhkan akan menimbulkan kesan kengerian antar mereka ataupun bagi yang memperhatikannya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa emosi merupakan hasil manifestasi dari  keadaan fisiologis dan kognitif manusia yang juga merupakan cermin dan pengaruh kultur budaya dan sistem sosial. Pada budaya kolektif seperti kebanyakan kultur negara-negara Asia, maka pesan yang disampaikan ketika berkomunikasi lebih banyak secara implisit, sehingga banyak prilaku terkadang belum tentu sesuai dengan maksud yang sebenarnya. Karena perbedaan kultur. Sehingga contex menjadi peran penting dalam menjelaskan beberapa perbedaan komunikasi. Contex adalah informasi yang mengelilingi suatu komunikasi dan membantu penyampaian pesan. Ada 2 jenis contex yaitu high contex dan low contex  Pada low contex pembicaraan yang terjadi bersifat eksplisit dan pesan yang disampaikan sebagian besar diwaliki oleh kata-kata yang diucapkan. Sedangkan high contex pesan disampaikan secara implisit dan kata-kata yang diucapkan hanya mewakili sebagian besar dari pesan tersebut. Seperti negara Jepang dan beberapa negara Asial lainnya, arti senyuman menjadi sangat penting sekali dalam proses interaksi sosial. Contah lain, ekspresi emosi orang jepang dangan amerika, baik dalam keadaan sendiri atau kelompok. Terdapat temuan yang menarik bahwa subjek yang berasal dari jepang, Ketika dalam suasana kelompok lebih sering menekan ekspresi ngeri dan tertekan serta banyak mengekspresikan senyum dan tawa bila dibadingkan subjek dari amerika. Hal tersebut menunjukkan bahwa karakteristik dalam mengekspresikan suatu emosi sangat dipengarusi oleh kultur.

Di Indonesia, umumnya masih sering terdengar stereotip-stereotip kesukuan yang menunjukkan karakteristik pengungkapan emosi suatu kultur tertentu dalam proses interaksi sosial. Misalnya orang jawa dan orang sunda beranggapan bahwa mereka halus dan sopan, dan orang batak kasar serta nekat, berwajah sangar dan suka berbicara dengan intonasi keras. Begitu juga sebaliknya orang batak beranggapan mereka pemberani, terbuka, suka berterus terang, pintar, rajin, kuat dan tegar. Orang-orang batak menganggap orang jawa dan sunda lebih halus dan spontan, namun lemah dan tidak suka berterus terang. Apa yang orang jawa dan sunda anggap sebagai kekasaran, bagi orang batak justru kejujuran. Apa yang dianggap orang jawa dan sunda kehalusan, bagi orang batak adalah kemunafikan dan kelemahan. Saya kira perbedaan2 ini juga ada pada suku yang lain. Itulah keragaman bangsa kita Indonesia yang perlu kita syukuri bersama.

Beberapa prinsip dalam orang jawa khususnya di Yogyakarta yang mengutamakan hubungan baik antar manusia, dengan mencegah berkelahi terbuka, penuh penghormatan terhadap sesama, gotong royong, tenggang rasa (tepa selira) dan bersifat ramah-ramah penuh kelembutan.  Sehingga mengharuskan orang jawa berhati-hati dalam berinteraksi dan senyuman. Yogyakarta merupakan salah satu kota dipulau jawa yang sangat kaya akan tradisi dan cara hidup yang unik. Bagi mayoritas penduduk asli Yogyakarta, pandangan mereka pada kraton dan Sri Sultan masih dianggap penting sebagai keyakinan dan kesinambungan cara hidup dalam dunia yang selalu berubah. Akan tetapi, tetapi budaya jawa masih eksis dan lestari. Seperti bahasa kromo inggil, rasa isin dan sungkan masih melekat di individu masyarakat jawa.

Cinta

Syair Cinta

Jalaludin Ar-Rumi (1207-1273)

Akan kusampaikan kepadamu bagaimana Allah menciptakan manusia

Dia menghembuskan ke tanah asal kejadiannya napas-napas cinta

Kusampaikan kepadamu mengapa planet beredar pada garis edarnya

Itu karena singgasana-Nya diliputi pancaran cinta,

Kusampaikan kepadamu mengapa angin pagi berhembus segar

Itu karena ia ingin bangun mengecup kembang-kembang cinta

Kusampaikan padamu mengapa malam terangkai kegelapannya,

karena ia mengajak kita berdoa di pembaringan cinta

Ku jelaskan padamu semua teka-teki wujud.

Jawaban setiap teka-teki tiada lain kecuali cinta.

Menurut para filsuf tentang cinta:

Aristofanes (450-388 SM) mengemukakan bahwa manusia pada mulanya tidaklah seperti keadaanya sekarang. Dahulu manusia berbentuk bulat, memiliki empat tangan dan empat kaki, satu kepala dengan dua wajah yang dapat memandang kedua arah. Dia juga memiliki empat telinga. Mereka sangat kuat sehingga berani melawan para dewa yang kemudian memutuskan untuk “membelah manusia seperti membelaj apel”. Singkat kata, manusia selalu rindu untuk menemukan belahan dirinya dan sejak itu lahir potensi cinta yang menemukan belahannya, hidup dalam kebahagiaan dan cinta. Pertemuan itu bermula dari pertemuan jiwa. Dan itu dapat terjadi seketika atau bisa juga setelah upaya sungguh-sungguh sebagaimana dapat juga terjadi kekeliruan dalam pertemuan sehingga lahir kejauhan hubungan/disharmoni.

Plato (427-437 SM) berpendapat bahwa cinta bermula dari dorongan syahwat kebinatangan yang diupayakan oleh dia yang merupakan belahan manusia ketika mencari dan bertemu dengan belahannya.

Aristoteles (384-322 SM) melukiskannya sebagai hubungan dua jasad yang menyatu dengan satu ruh. Ia tidak berakhir, kalau berakhir bukanlah ia cinta yang hakiki. Cinta adalah mitos yang tidak mampu dijangkau atau dijelaskan hakikatnya oleh manusia.

Sokrates (470-399 SM) juga berpandangan bahwa cinta tidak ada batasnya. Kedudukan cinta itu tinggi. Ia adalah kerinduan jiwa kepada keindahan ilahi yang tak pernah kering, tidak juga berakhir atau punah.

Menurut ulama dan pemikir muslim tentang cinta.

Al-Jahizh (766-868) dalam bukunya, An-Nasa’ (perempuan), melukiskan cinta sebagai perasaan yang ditunjang oleh nalar.  Ia jauh dari permainan. Ibn Hazm (994-1064 M) lain lagi. Dalam bukunya Thauq al-Hamamah (kalung merpati) beliau menulis : cinta pada awalnya permainan dan pada akhirnya kesungguhan. Ia tidak dapat dilukiskan tetapi harus dialami agar diketahui. Agama tidak menolaknya dan syariat pun tidak melarangnya, karena hati ditangan tuhan, dia yang membolak-baliknya.

Ibnu Sina (980-1037 M) menilai cinta sebagai penyakit. Dalam bukunya Al-Qanun fi At-Thibb, filsuf dan dokter ini menguraikan gejala-gejala antara lain; “Hati si pecinta selalu bergejolak, tidak stabil, sekali senang sekali susah, sekali tertawa dan dilain kali menangis. Agaknya yang lebih banyak dimaksud filsuf ini adalah cinta dalam arti asmara sepasang kekasih.

Menurut KBBI cinta dimaknai (1) suka sekali; sayang benar (2) kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan) (3) ingin sekali; berharap sekali; rindu (4) susah hati (khawatir); risau.

Dalam kamus bahasa Arab cinta dilukiskan dalam kata hubb dalam berbagai bentuknya dari kata hubb misalnya lahir kata hababa yang melukiskan gigi yang putih berseri dan teratur. Disini penganut pandangan ini berkata bahwa jika kata itu digunakan dalam hubungan hati dengan objek yang disukai (hubungan cinta dan kemesraan) maka itu mengisyaratkan hubungan yang bersih, suci, dan indah.

Pakar lain menyatakan bahwa kata hubb terambil dari kata habb yang berarti anting– yang tergantung di telinga. Kalau anda telah yakin tentang cinta pasangan anda terhadap anda maka ketika itu hubungan berpotensi layu; atau kalaupun hubungan berlanjut, ia akan menjadi hubungan harmonis yang tidak lagi berdasarkan cinta yang bergelora dan hangat tetapi ia didasari oleh rahmat/kasih sayang. Kehidupan ini tidak terlepas kasih sayang cinta dan hubungan (Allah, Munusia, Alam Semesta).

Ramadhan

Dasar puasa Ramadhan QS. Al-Baqarah 183

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan pendidikan, kepedulian sosial dan bulan yang penuh dengan kepekaan diri seorang hamba atas intruksi Allah SWT. Bagian terakhir merupakan bagian utama yang ingin dijangkau oleh kalangan hamba Allah SWT di bulan yang berisikan rahmat, maghfirah dan pelepasan atau menjaukan siksa api neraka bagi yang berpuasa. Ramadhan identik dengan berpuasa dan merupakan jargon utama dari aktivitas ibadah lainnya yang dilakukan oleh seorang hamba Allah SWT. Oleh karena itu, puasa akan memberikan pendidikan, kepedulian sosial dan jalan menuju kedekatan diri seorang hamba kepada Allah SWT melalui kepekaannya dalam menghubungkan makna ibadah yang telah dilakukannya dengan kondisi perbuatan individu dan sosialnya sehari-hari.

Berkah

Makna berkah di KBBI adalah: karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia; berkat. Barokah adalah kata yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup di dunia dan juga harapan terbaik di akherat. Barokah atau BERKAH adalah salah satu kata “selain salam dan rahmat” yang terkandung dalam salam Islam “Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan selalu menyertai Anda (kalian)”. Menurut bahasa, berkah berasal dari bahasa Arab: barokah (البركة), artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk. Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan”,

Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti:

(1) tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan

(2) kebaikan yang berkesinambungan.

Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah “kebaikan yang banyak dan abadi”. Dalam keseharian kita sering mendengar kata “mencari berkah”, bermaksud mencari kebaikan atau tambahan kebaikan, baik kebaikan berupa bertambahnya harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal kebaikan (pahala).

Kata berkah juga termasuk dalam doa kita kepada yang menikah: baarokalloohu lakuma artinya semoga keberkahan Allah untuk kalian berdua (pasangan pengantin). Barokah bukanlah cukup dan mencukupi saja, tapi barokah ialah bertambahnya ketaatanmu kepada Allah dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya. Barokah itu: “Albarokatu tuziidukum fi thoah” artinya barokah menambah taatmu kepada Allah. Berikut ini adalah tentang barokah/berkah dalam keseharian kita, semoga kita bisa mendapatkannya.

  • Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub As, sakitnya menambah taatnya kepada Allah.
  • Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.
  • Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti: Makkah punya keutamaan di hadapan Allah tiada yang menandingi.
  • Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.
  • Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, tapi yang barokah ialah yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal dan berjuang untuk agama Allah.
  • Penghasilan barokah juga bukan gaji yang besar dan bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.
  • Anak-anak yang barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai pekerjaan dan jabatan hebat, tapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih shalih dan tak henti-hentinya mendo’akan kedua Orang tuanya.

Semoga segala aktifitas kita hari ini barokah. Sebagaimana sebuah hadist: “Sungguh, Allah menguji hamba dengan pemberian-Nya. Barangsiapa rela dengan pembagian Allah terhadapnya, maka Allah akan memberikan keberkahan baginya dan akan memperluasnya. Dan barangsiapa tidak rela, maka tidak akan mendapatkan keberkahan.” (HR. Ahmad).

Intisari : Ekspresi Cinta Ramadhan Raih Keberkahan

Bagaimana kita menjadikan ramadahan kali ini menjadi bermanfaat untuk diri kita dan semoga dengan keberadaan kita bisa membawa kebaikan untuk diri kita dan orang lain.

  1. خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

  • إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7).

  1. Perbaiki niat kita lagi untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
  2. Perbaiki Sholat kita lagi, yang biasanya hanya sholat fardhu aja, tentu dimulai dengan melakukan sholat sunah (rawatib, tarawih, witir, dll)
  3. Perbanyak baca Al-qur’an lagi, 1 hari 1 ayat, 1 hari 1 halaman, 1 hari 1 juz, dll. Semoga istiqomah.

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ . رواه الترمذي

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Alquran) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf” (HR. Tirmidzi). Hadist Belajar dan Mengajar Al-Qur’an:

عَنْ عُثْمَانَ – رضى الله عنه- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري

Artinya:

Dari Usman bin Affan r.a. ia berkata, Rasullah Saw. bersabda: “sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-qur’an dan mengajarkannya”. (HR al-Bukhari).

Penjelasan:

Kitab Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dan semua manusia dan penjelasan-penjelasan dari petunjuk itu. Maka tidak mungkin seorang muslim mampu membaca dan memahami kandungan isinya, melainkan harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, mempelajari Al-Qur’an, baik mengenai bacaanya secara benar sesuai dengan ilmu tajwid maupun mengkaji kandungan isinya hukumnya wajib bagi setiap pribadi seorang muslim.

  • Banyakin bersedekah, tolong-menolong dan meringankan beban saudara kita.

 وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [al-Mâidah/5:2].

Makna al-birru (الْبِرِّ ) dan at-taqwa (التَّقْوَى ) dua kata ini, memiliki hubungan yang sangat erat. Karena masing-masing menjadi bagian dari yang lainnya. Secara sederhana, al-birru (الْبِرِّ ) bermakna kebaikan. Kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macam dan ragamnya yang telah dipaparkan oleh syariat. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mendefinisikan bahwa al-birru adalah satu kata bagi seluruh jenis kebaikan dan kesempurnaan yang dituntut dari seorang hamba.

Lawan katanya al-itsmu (dosa) yang maknanya adalah satu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib yang menjadi sebab seorang hamba sangat dicela apabila melakukannya.

  1. Tidak jauh berbeda, Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa al-birru adalah sebuah nama yang mencakup segala yang Allah Azza wa Jalla cintai dan ridhai, berupa perbuatan-perbuatan yang zhâhir maupun batin, yang berhubungan dengan hak Allah Azza wa Jalla atau hak sesama manusia.
  2. Dari sini dapat diketahui, bahwa termasuk dalam cakupan al-birru, keimanan dan cabang-cabangnya, demikian  pula ketakwaan.
  • Memperbanyak dzikir dan sholawat kepada Allah SWT.

Berkhusnudzan terhadap apapun, karena segala aspek kehidupan tak terlepas dari qadha dan qadar.

Sumber

Kurniawan, Aditya Putra dan Hasanat, Nida UI. Perbedaan Ekspresi pada Beberapa Tingkat Generasi Suku Jawa di Yogyakarta.Jurnal Psikologi. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. No. 1, Vol. 34.

Andy, Safria. Hakikat Puasa Ramadhan dalam Perspektif Tawasuf (Tafsir Q.S. Al-Baqarah : 183). Jurnal Ibn Abbas. Diakses pada tanggal 30 Mei 2020 pukul 21.52 WIB.

Shihab, M. Quraish. 2019. Jawabannya Adalah Cinta. Tanggerang Selartan : Lentera Hati

https://hot.liputan6.com/read/3959411/makna-surat-al-baqarah-ayat-183-tentang-kewajiban-puasa-ramadan, diakses pada tanggal 7 Mei 2020 pukul 09.00 WIB.

https://www.percikaniman.org/2017/07/21/apa-itu-berkah-dan-barokah/, diakses pada tanggal 7 Mei 2020 pukul 09.00 WIB.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/Cari/Index, diakses pada tanggal 7 Mei 2020 pukul 09.00 WIB.

https://muslim.or.id/8144-apakah-anda-termasuk-sebaik-baik-manusia.html, diakses pada tanggal 30 Mei 2020 pukul 20.40 WIB.

https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html, diakses pada tanggal 7 Mei 2020 pukul 09.00 WIB.

Comments are closed.