Oleh : Nur Hafidhoh, S.Pd
Ibu…
Guratan nadimu
Hembusan nafasmu
Linangan air matamu
Secercah binarnya aura wajahmu
Membuatku selalu menyayangimu
Namun terkadang ku tak sadar
Ku selalu khilaf
Akan jati diri yang lemah ini
Saat hendak menyampaikan niatan baikku
Untuk masa depan ku dan keluarga kita Ibu
Engkau selalu melarangku
Engkau selalu mencegahku
Untuk mengejar impian yang bagiku itu mudah
Untuk belajar agama di asrama
Yang bagiku itu baik
Karena itulah ku jarang bisa meredam emosiku
Betapa ku ingin berkata baik
Namun kau tak pernah bertanya apa alasanku tentang harapanku
Ibu…
Ku sangat menyayangimu
Namun ku tak bisa dan tak kuat dengan raut wajah yang menyeramkan
Saat menasehatiku….
Ibu…
ku bisa apa dan ku harus bagaimana….
Ibu….
Kasihmu dari kecil sampai sekarang
Ku tahu sangat tulus
Dan begitu besar pengobananmu
Namun ku hanya ingin kau mengerti
Ku butuh pengertianmu
Ku butuh didengarkan
Ku butuh bicara
Sebelum engkau melarangku
Ibu…
Jangan salahkan aku atas keegoisanku
Yang kadang tak selembut sutera
Kadang terperosok oleh kerasnya hati ini
Yang selalu dilimuti rasa tertekan
Dan tak mengenal arti kebebasan
Ibu…
Maafkan aku
Jika ku hanya ingin berjuang hidup
Untuk melihat nafas segar pendidikan adek adek ku
Tanpa pernah ingin kau tahu
Betapa ku sangat menyayangimu
Namun dengan cara yang tak pernah
Kau , ayah dan orang lain tahu…
Sedikit seram tuturku kadang kepadamu
Karena ku bingung
Kasihmu harus ku balas dengan cara apa…
Jika ku jarang sependapat denganmu
Ku pasrahkan hidup ini
Hanya pada Sang Ilahi Robbi
Ku bukan anak durhaka
Ku hanya ingin mencintaimu
Tanpa Kau tahu ….