GPAN Bali, Berawal Dari Kepedulian dan Kesadaran

posted in: Event | 0

Dalam kehidupan, menebar kebermanfaatan berkontribusi dengan apa yang kita miliki dan melakukan kebaikan adalah jalan yang bijak dalam menempuh kehidupan. Begitu halnya dengan para founder—pendiri—Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) Regional Bali.

“Awal saya tahu dan bergabung dengan GPAN itu di malang sewaktu kuliah dulu. Singkat cerita kemudian saya jadi Ketua Umum GPAN Pusat.  Sepulang saya dari malang, ada temen saya namanya Nola, dan dia tuh kepo banget dengan GPAN itu,” Sambung Deviana Safitri.

Mereka berdua berbicara panjang lebar terkait apa itu GPAN. Nola pun tertarik dan ingin berkontribusi mengentas rendahnya minat baca di Indonesia. Devi yang waktu itu menjadi Ketua Umum GPAN Pudat menawari Nola untuk mendirikan GPAN regional di Bali.

Kemudian Nola Nur Aini Srihandayani lengkapnya, menawari dan mengajak teman-temannya untuk ikut membantu mendirikan dan membangun pondasi GPAN Bali, “total terkumpul 5 orang termasuk saya dan Nola,” tambah Deviana Safitri, Ketua Umum GPAN Pusat pada waktu itu (2017). 3 di antaranya ada Annisa Hanum, I Gusti Agung Ayu Ketut Sudiyariyanti dan Lisna Fitriani

Setelah terkumpul 5 orang itu, pada November 2017, kami memberanikan diri untuk melakukan open recritment anggota baru GPAN Bali, open recruitmen pertama itu sedikit membuahkan hasil. Ada sekitar 18 anggota baru di GPAN Bali.

“Sebelum itu, sebanarnya, dari saya sendiri dulu sudah pernah ada keinginan untuk mendirikan GPAN Bali, hanya saja saya masih sibuk kerja, dan akhirnya ada Nola itu yang berinisiatif untuk mendirikan GPAN Bali,” Tambahnya.

Berdirinya GPAN Bali ini sendiri dilatar belakangi oleh rendahnya minat baca di Indonesia khusunya di Bali ditambah dengan masih sedikitnya  komunitas literasi di Bali pada waktu itu. Sehingga dengan berdirinya GPAN Bali ini, bak sebuah oase di tengah padang pasir yang tandus.

Dilansir dari JawaPos Radar Bali Jumlah kunjungan di Kantor Perpustakaan Daerah (Perpusda) Badung dari bulan Januari- Juni 2017 mencapai 6.789 orang. Sedangkan jika kita mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, proyeksi penduduk tahun 2017 tercatat jumlah penduduk di Bali sebanyak 4.246,5 ribu jiwa. Artinya tingkat melek baca pada waktu itu masih sangat rendah, hanya sekitar 6,25%

Berdirinya GPAN Bali ini juga disambut meriah oleh masyarakat. Respon masyarakat dan anak-anak sangat baik pada waktu itu, apalagi saat pertama kali mengadakan bukalapak baca di Denpasar, anak-anak utamanya sangat senang karena selain membaca mereka juga kita ajak untuk mewarnai. Ada juga yang ortunya baca, anaknya mewarnai

Menginjak usia 4 tahun, terhitung dari tanggal berdirinya 1 November 2017. Kini, GPAN Regional bali memiliki total 54 anggota yang terbagi sebagai Ketua, Sekretaris, Bendahara I, Bendahara II, Devisi Project Manager (PM), Devisi Donasi, Partnership dan sociopreuner, media dan design serta Humas.

Dengan adanya GPAN Bali ini menjadi gebrakan untuk menjadikan membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan, menjadikan kegiatan membaca tidak hanya sebagai tuntutan melainkan segai kebutuhan kita. Dan yang dibaca tidak harus buku-buku ilmiah, bisa berangkat dari novel atau komik terlebih dahulu untuk menanamkan dan memupuk rasa kecintaan kita terhadap membaca.

Dengan berbagai program yang memfasilitasi dan menunjang masyarakat serta anak-anak untuk terus meningkatkan minat baca dan mengentaskan Indonesia dari krisis melek baca. GPAN Bali memilki berbagai program, diantaranya; Bukalapak, kegiatan mendongeng, bedah buku, dan berbagai lomba serta event yang bermanfaat dan seru.

Comments are closed.