Dirgahayu Republik Indonesia ke-77, “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”

posted in: Blog, GPAN Pusat, Kabar Literasi | 0

Halo sahabat Ara…! Gimana nih kabar Agustusannya? Pastinya agustus kali ini lebih berwarna yaa karena pandemi sudah mulai surut, berbeda dengan tahun lalu yang mana masa penderita masih di tingkat puncaknya dan membatasi aktivitas masyarakat untuk merayakan kemerdekaan.

Berbicara soal kemerdekaan, meskipun agustus kali ini sudah berakhir, namun sahabat Ara harusnya masih tetap semangat yaa untuk menjalani bulan-bulan lain seperti halnya bulan Agustus tahun ini. Sahabat Ara tentu sudah sangat paham makna kemerdekaan itu apa bukan? Meskipun pembahasan ini mungkin sudah sangat sering didengar, namun ternyata masih ada beberapa orang yang paham arti kemerdekaan yang sesungguhnya.

Kemerdekaan sendiri jika diartikan secara umum adalah kondisi bebas tidak terikat dan tidak tertindas. Berdasarkan teks proklamasi yang dulu kala sudah dibacakan oleh mantan presiden Soekarno, Indonesia memang sudah dinyatakan merdeka dari para penjajah. Namun apakah hal ini berlaku hingga saat ini? Bebas dari penjajah negara asing, belum tentu menjadikan masyarakat lokal merdeka. Nyatanya di Indonesia sendiri masih banyak sekali ditemukan masyarakat yang tertindas oleh orang-orang yang pangkatnya lebih tinggi. Masih banyak anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dalam hal pendidikan, utamanya literasi.

Lebih parahnya lagi, masih banyak sekali kasus kekerasan antar warga lokal yang jika dilihat secara lebih spesifik ini tidak menggambarkan kondisi kemerdekaan. Hal-hal ini bisa saja terjadi karenq kirangnya tertanam etika sejak dini. Ini tentu menjadi hal yang sangat miris untuk memahami makna dari sekedar kemerdekaan. Dari beberapa kasus tersebut, seharusnya sudah bisa diambil kesimpulan bahwa merdeka atau tidak seseorang bisa ditentukan oleh orang itu sendiri.

Pembangunan moral, etika, sosial, intelektual, dan hal-hal lainnya sangat perlu ditanamkan secara menyeluruh ke berbagai kalangan masyarakat sehingga terwujud arti kemerdekaan yang sesungguhnya dari dalam negeri sendiri. Sebagai generasi literasi, mari sama-sama wujudkan makna kemerdekaan yang sebenarnya dari tindakan-tindakan kecil seperti pembangunan intelektual dengan kebiasaan memperkenalkan literasi secara lebih luas.

Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara ini bisa menjadi salah satu gerakan yang akan membangun Indonesia jadi lebih baik sehingga bisa diperoleh makna kemerdekaan yang sebenarnya. Kemerdekaan tidak melulu diberikan oleh orang berangkat kepada orang yang statusnya lebih rendah. Kemerdekaan harus dibangun bersama-sama dan atas kesadaran bersama.

Seperti halnya tema Kemerdekaan tahun 2022 kali ini, yaitu ‘pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat’. Tema atau slogan ini seolah-olah memberikan dorongan kepada masyarakat Indonesia untuk bangkit membangun kemerdekaan bersama dan menyemarakkan Indonesia yang lebih baik dari berbagai bidang.

Rekomendasi Film untuk Membangkitkan Semangat Kemerdekaan Sahabat Ara.

Leave a Reply

Your email address will not be published.