Kediri – Lama tidak berinteraksi dengan teman sebaya, memudarkan keceriaan anak-anak yang mulai jenuh tidak bersekolah. Bertepat dengan Hari Dongeng Sedunia (20/3), Taman Baca Masyarakat (TBM) Gelaran Buku Jambu mengadakan Dongeng Kilat. Membajak waktu akhir pekan anak-anak dari asyiknya bermain ponsel. TBM yang berada di Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri ini tetap eksis mengisi kegiatan bersama anak-anak dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Akhir pekan pagi, anak-anak bersemangat datang ke TBM Gelaran untuk berpetualang dan mendongeng bersama Kak Ida. Anak-anak sekitar TBM diajak mendongeng dan berimajinasi menjadi kesatria laut. Seperti apa keseruan Dongeng Kilat? Simak ulasan berikut!
Sering kita jumpai dongeng menggunakan media boneka ataupun wayang. Banyak teknik dongeng yang dapat digunakan, diantaranya hanya mendengarkan dan ada yang melibatkan anak-anak. Lewat dongeng kita belajar bagaimana dapat menyampaikan pesan moral kepada anak-anak. Syafi’ Maulida, akrab disapa Kak Ida, berkesempatan menjadi pendongeng pada Hari Dongeng Sedunia kali ini. Lewat dongeng, Kak Ida ditemani Kak Iza ingin mengajak anak-anak berimajinasi dan berekspresi memerankan tokoh. Membagikan beberapa gambar karakter tokoh untuk diperankan anak-anak, Kak Ida bertindak sebagai dalang yang membawakan cerita. Anak-anak sangat menghayati peran yang diberikan. Kak Ida memberikan efek suara yang berbeda pada setiap karakter tokoh. Gerak tubuh Kak Ida menjadi satu titik mata yang dituju oleh pendengar dongeng. Kak Ida juga mengajak partisipasi anak-anak dengan memberi pertanyaan di sela-sela cerita. Hal ini dapat melatih pendengar dongeng untuk dapat menyimak informasi dan menciptakan keterlibatan anak. Selain itu, anak-anak juga diajak untuk bernyayi bersama dan membuat perahu kertas mengikuti arahan dari Kak Ida.
Cerita yang dibawakan Kak Ida berasal dari buku terjemahan Dongeng Untuk Putra Terkasih terbitan BIP Gramedia. Berisikan 17 Cerita Kesatria, Robot dan Bajak Laut yang kaya dengan petualangan dan jiwa patriotisme dengan tokoh heroik. Kak Ida dan Kak Iza juga merupakan volunteer di TBM Jambu. Ketua TBM Gelaran Buku Jambu, Anwaril Jalali mengungkapkan, “Kegiatan seperti ini perlu digalakan, agar anak-anak mampu mengembangkan imajinasi lewat dongeng.”
Kegiatan dongeng ini dimulai pukul 10.00. Anak-anak yang hadir dalam acara dongeng sekitar 15 anak. Kak Arul, selaku fasilitator acara dongeng menuturkan, “Kegiatan ini tercetus secara tiba-tiba. Saat pelaksanaan, kami lega dan puas melihat keceriaan dan antusiasme anak-anak yang datang.” Meski masih dalam masa pandemi, kegiatan seperti ini dinantikan oleh anak-anak. Mereka perlu wadah untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan menyerap ilmu sekitar. Selama hampir setahun, ruang gerak anak-anak dibajak oleh kecanggihan teknologi. Anak-anak dituntut untuk lebih sering menggunakan ponsel dalam berinterkasi dan menunjang kegiatan sekolah.
Oleh karena itu, Ikhwan Susilo, Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Kediri, menuturkan kegiatan dongeng ini menjadi salah satu pemenuhan hak anak untuk mendapat perhatian dari segi pendidikan nonformal. Lewat dongeng, anak-anak juga dikenalkan budaya literasi. Literasi tidak hanya terpaut pada buku, namun memiliki jangkauan yang lebih dari buku. “Literasi bisa dimulai dengan bercerita atau mendongeng yang menjadi hal dasar,” sambungnya.
Coba, kapan terakhir kali kalian mendapat dongeng? Apakah kalian masih ingat dongeng apa yang pertama kalian dapat? Mari beri ruang dan biasakan mendongeng pada adik-adik di sekitar kita. Tidak perlu menjadi profesional dalam mendongeng, ciptakan sebuah komunikasi dan kedekatan emosional lewat dongeng.