NOTULENSI KEGIATAN
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Bounty Hunter Indonesia
Indonesia, 22-23 Juli 2018
Jejaring Sosial Line dan WhatsApp
Latar Belakang Kegiatan
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis internet dan media sosial merupakan sebuah inisiator perubahan berbagai aspek di masyarakat. Keberadaan TIK baik di perkotaan hingga di perdesaan menjadi sebuah katalisator dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga kinerja pemerintahan daerah (Renade,2015).(1) Berdasarkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016 tercatat sekitar 132 juta masyarakat Indonesia sudah berperan aktif dan terkoneksi melalui arus perkembangan TIK.2,(3)
Namun di balik perkembangan dan akses TIK yang begitu mudah, generasi milenial Indonesia masih perlu bijak di dalam berperan di media sosial. Dengan keterbukaan serta kemudahan informasi yang didapatkan melalui para “setan-gepeng” tidak jarang terjadi sengketa hingga konflik berkepanjangan. “Setan-gepeng” merupakan sebuah istilah yang telah digambarkan oleh pemateri kita, Ahmad Farid Ary Wardhana sebagai pegangan wajib dan sungkar dilepaskan walaupun sesaat. Sengketa secara harfiah merupakan istilah pertikaian atau ketidakselarasan antara teori dan fakta di lapangan yang melibatkan individu higga komunitas kelompok masyarakat. Sedangkan konflik merupakan kelanjutan sengketa yang dapat dilanjutkan ataupun diselesaikan baik secara kekeluargaan hingga di meja hijauh. Tidak jarang “setan-gepeng” menjadi media awal di dalam memulai hingga menyebarkan berita hoax ataupun sekedar terkenal mendadak melalui jejaring sosial.(4)
Di era milenial ini, peran pemuda Indonesia secara menyeluruh perlu sadar dan bergerak lebih lanjut. “Setan-gepeng” ataupun “gawai-gawai” yang kita miliki dan kelola perlu diggunakan secara tepat dan bijak. Sebagai generasi 90 ke atas, terdapat beban dan amanah yang dipikul bersama yakni ikut berperan di dalam pasar global melalui “gawai-gawai” yang kita kelola. Hal ini menjadi penting, ketika “setan-gepeng” yang kita kelola dengan baik dapat diakses dengan ICT sesuai dengan semboyan salah satu provider internet “Dunia di dalam genggamanmu”. Dunia secara harfiah memiliki makna global yang berarti menyeluruh dan genggamanmu bermaksud akses serta kemudahan. Dunia yang serba digital masih memerlukan inovasi serta peranan masyarakat milenial dunia, sebagai citra perkembangan TIK di masa yang mendatang.(4)
Inovasi dan peran masyarakat dunia salah satunya adalah ikut berperan menahan serta membendung informasi yang belum tentu benar dan “netizen Maha Benar dengan segala Bacot hingga menjadi Tuhan” masih memerlukan pendidikan teknologi yang didampingi Pemerintah. Ibarat pepatah “Tong Kosong Nyaring Bunyinya dan Semakin terisi maka padi akan menduduk” mungkin bisa menggambarkan sosok kata “netizen maha benar dengan segala bacot hingga menjadi tuhan” tampa melakukan kajian ataupun penilaian yang komphrehensif dan terpadu. Kebebasan dan keterbukaan informasi dewasa ini perlu dipertanyakan kembali. Sebagai contoh “Bowo dan Nuraeni” yang merupakan salah satu figure hasil kemajuan TIK menjadi sebuah sengketa di masyarakat luas. Contoh lain adalah “Zohri” pemuda Lombok NTB yang dengan keterbatasan berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah global. Secara keseluruhan sikap dan pandangan pembaca di dalam menyikapi di dalam inovasi dan pergerakan masyarakat dunia.4
Pergerakan masyarakat dan pemuda Indonesia semakin memberat ketika generasi “Radikal berseragam Religius bertebaran seperti serbuk sari menyebar seantero nusantara seiring perkembangan TIK sebagai akibat kesalahan ataupun kurang memahami ilmu pengetahuan dan agama. Zaman yang semakin modern dan maju tidak jarang menjerumuskan pemuda atau masyarakat yang merasa ketidaksesuaian ataupun ketidakseimbangan antara teori dengan fakta di lapangan. Hal ini dapat memicu serta menganggu stabilitas dan keamanan bangsa.4
Perkembgan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara global dapat diibaratkan sebagai Jantung dalam tubuh kita. Setiap detik berlalu, jantung memompa serta menyebarkan aliran darah dan nutrisi ke seluruh tubuh. Semakin meningkatnya asupan yang didapatkan, pola hidup tidak sehat, riwayat penyakit keluarga, hingga faktor risiko lain seperti merokok dapat mempengaruhi dan menganggu kinerja jantung hingga menjadi Penyakit Jantung Koroner hingga berujung kematian. Begitulah sebuah informasi atau data yang kita dapatkan dari sekedar “gawai-gawai” yang kita tebar tampa mengetahui kebenarannya ataupun viral berbagai sosok.
Menurut pemateri, salah satu poin penting diskusi adalah masa pendidikan merupakan waktu yang paling tepat di dalam bermimpi dan belajar menyikapi berbagai perkembangan TIK. Bermimpi dengan memupuk benih-benih atau “bekal” selama menjalankan pendidikan menjadi dasar dalam terjun di dunia masyarakat terkait realita kompleks dengan seluruh permasalahan yang ada di dalamnya. Hingga pada suatu titik anda dapat berpikir “Aku bisa apa?” untuk menangkap peluang yang ada di lingkungan sekitar ataupun sekedar memperbaiki permasalahan yang terlihat. (4)
“Selamat Bermimpi dan Selamat Berkarya di Era Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Resolusi Industri 4.0”
– Ahmad Farid Ary Wardhana –
Notulensi : M. Iqbal Hisyam Qiroth (Mahasiswa Probolinggo)
Daftar Pustaka
1. Anggorowati, S. Y. (2006 ).Governance TeknologiDi Masyarakat: SebuahPendekatan Jejaring
Aktor . Jurnal Sosioteknologi , 7 (5), 1-12 .
2. Sofiyudin, A;Ardhian Nugroho, R. Implementasi Cyber Village dalam Mewujudkan Masyarakat Melek Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Internet di Daerah Pegunungan (Studi Kasus di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah). Jurnal Wacana Publik Vol 1 No 3, 2017 hlm 1-15
3. Abdulkarem, A. K. (2015). Challage of E-Goverment Implementation in the Nigerian Public Service . Journal of Creative Writing , 1 (4), 45-56.
4. Pendapat Langsung dari Pemateri
Nb. Penulis (M. Iqbal Hisyam Qiroth hanya melakukan Notulensi Kegiatan secara online di FGD Bounty Hunter Indonesia )